Kesehatan Gigi dimulai pada saat usia Balita dimana Gigi Pertama akan tumbuh dan berkembang seiring waktu pertumbuhan anak. Maka dari itu pemeliharaan dan perawatan harus diajarkan mulai dari usia Dini sang buah Hati.

jangan lupa makan 4 buah dan sayuran ini setiap hari, untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik

Berikut ini beberapa jenis buah dan sayur yang menyehatkan untuk kesehatan gigi dan mulut kita, diantara nya :

1. Buah Apel


 sangat tinggi vitamin dan serat, serta antioksidan yang bisa menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan serta mencegah berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, kanker pancreas dan mengganti sel-sel jaringan tubuh yang rusak.
Selain itu Manfaat buah sangat banyak. Makan satu buah apel setiap hari dapat menjaga mulut dan gigi sehat selalu berkat kandungan vitamin C-nya. Vitamin C berperan penting dalam produksi kolagen untuk membentuk jaringan gusi yang kuat. Asupan vitamin C yang cukup bisa melindungi Anda dari sariawan,hingga infeksi gusi (periodontitis).
Rutin makan buah apel setiap hari ternyata dapat membersihkan plak gigi sekaligus memperbanyak air liur yang dapat menetralkan asam sisa makanan di mulut penyebab berbagai masalah gigi, seperti gigi berlubang.


2. Buah Strowberry

Pasti kita semua sudah mengenal buah ini, rutin mengkonsumsi strawberry setiap hari bisa menyehatkan kesehatan gigi dan mulut mu.
Buah strawberry ternyata mengandung malic acid yang merupakan sebuah pemutih alami untuk enamel gigi, dengan begitu mengkonsumsi buah strawberry secara rutin dapat membantu memutihkan gigi kita.


3. Mentimun

Bagi masyarakat Indonesia Mentimun atau timun merupakan buah yang dikonsumsi untuk lalapan, acar atau pun salad.
Mentimun kaya akan vitamin, salah satunya vitamin C, rutin mengkonsumsi buah mentimun setiap hari bisa menyehatkan kesehatan gigi dan mulut kita

4. Sayuran berdaun hijau

Sayuran berdaun hijau seperti Brokoli, bayam, dan selada memberikan tubuh vitamin dan mineral untuk meningkatkan kesehatan mulut. Nutrisi yang ditemukan dalam sayuran hijau berupa vitamin A, vitamin C, beta karoten, fosfor, kalsium, dan magnesium.
Brokoli mengandung banyak vitamin C dan fosfor. Fosfor dan mineral yang tersimpan dalam gigi dan tulang berperan membantu keseimbangan tubuh sekaligus menyerap kalsium dan magnesium.

sumber : Berbagai sumber artikel

6 Cara Menyenangkan Agar Anak Mau Sikat Gigi

Memang susah bagi anak-anak untuk membangun kebiasaan menyikat gigi. Anda para orangtua harus pintar-pintar mengajak dan mengajarkan buah hati agar mau sikat gigi tiap hari, karena pada dasarnya, kesehatan gigi dan mulut seseorang harus dijaga dan dibina sedari kecil. Daripada pusing-pusing memaksa anak, ada baiknya Anda lakukan beberapa trik mengajarkan anak sikat gigi dengan cara yang menyenangkan. Apa saja caranya? Yuk, intip penjelasannya di bawah ini. Cara unik mengajarkan anak sikat gigi tiap hari 1. Sikat gigi sambil bernyanyi dan mendengarkan lagu Anak-anak pada dasarnya suka dan senang melakukan kegiatan sambil bernyanyi. Nah, mengapa tidak Anda jadikan momen membersihkan gigi ini dilakukan sambil mendengarkan lagu? Selain durasi lagu dan sikat gigi yang pas, yaitu sekitar 1-2 menit per lagunya, Anda juga bisa mencegah anak merasa bad mood saat menyikat gigi. Biarkan juga anak Anda memilih salah satu lagu favorit mereka. Misalnya lagu dari kartun favoritnya, atau lagu yang biasa ia dengar di sekolah. 2. Berikan hadiah pada anak Pada saat mengajarkan anak sikat gigi, Anda uga bisa memberikan anak hadiah atas keberhasilan mereka karena mau membersihkan giginya. Agar tampak lebih menarik dan menyenangkan, cobalah menaruh stiker lucu di kalender si kecil sebagai simbol penghargaannya tiap hari karena mereka telah berhasil menyikat gigi sehari-hari. Supaya lebih berkesan, Anda bisa mengajak anak makan es krim atau membeli barang yang ia suka pada beberapa waktu tertentu, sebagai hadiah karena si kecil berhasil rajin sikat gigi tiap hari. 3. Sambil bercerita atau bermain peran Salah satu trik kreatif untuk mengajarkan anak sikat gigi dengan benar adalah dengan memainkan sebuah cerita. Contohnya Anda bisa memainkan peran dokter gigi dan pasien. Arahkan anak sebagai pemeran utama, yaitu pasien, sambil melakukan adegan dan cara menyikat gigi yang benar. Anda juga bisa menambahkan beberapa cerita yang alur dan ceritanya seputar masalah kesehatan gigi. Hindari bercerita dan bermain peran sambil menyelipkan tokoh atau figur yang tidak anak suka, yang mana hal itu akan membuat anak tidak bersemangat serta malas menggosok gigi. 4. Ajari lewat kartun dan video Mengajarkan anak sikat gigi tidak harus dilakukan secara praktik dan langsung. Anda bisa mencoba mengajari lewat film kartun dan video. Cobalah membeli dan memilih video kartun yang bertema tentang kesehatan gigi, termasuk cara menggosok gigi di dalamnya. Umumnya, anak akan sedikit susah menerima dan menerapkan ajaran sikat gigi langsung secara rutin. Namun, jika mereka menerima contoh dari idola atau tokoh kartun yang mereka sukai, ada kemungkinan mereka akan mau mengikutinya. 5. Biarkan anak pilih sikat dan pasta gigi sendiri Ajak, beli, dan biarkan anak memilih sikat dan pasta gigi yang ia ingin. Warna, motif dan karakter pada sikat gigi anak akan memberikan gambaran yang menarik untuk mengambil perhatian anak Anda. Berikan kebebasan pada anak untuk memilih pasta dan sikat gigi mereka sendiri. Kemudian, buatlah janji antara anak dan Anda dengan mengatakan kepadanya bahwa mereka berjanji untuk menyikat giginya setiap hari. 6. Menyikat gigi bersama Wajar kalau anak kecil selalu mengikuti semua hal yang orangtua lakukan. Mengapa Anda tidak menggunakan momen ini untuk mengajarkan anak sikat gigi dengan benar? Ya, coba luangkan waktu tiap pagi atau sebelum tidur, dengan mengajak anak bersama-sama menyikat gigi. Lambat laun, anak akan mengembangkan dan terbiasa dengan kegiatan menyikat gigi. Bonusnya, Anda bisa memiliki waktu quality time yang berharga tiap harinya bersama anak. Sumber Artikel

Karies Gigi pada Anak: Pahami Penyebab dan Cara Cerdas Mengatasinya

Di Indonesia, karies gigi pada anak menduduki urutan pertama sebagai penyakit kronis yang paling banyak dialami oleh anak-anak usia sekolah. Sayangnya, kebanyakan orang tua cenderung menganggap bahwa karies gigi pada anak adalah kondisi yang tidak serius, sehingga tidak perlu melakukan perawatan khusus. Padahal, karies gigi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan nyeri, gigi tanggal, bahkan kematian. Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk untuk peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut si kecil sejak dini. Kesehatan gigi dan mulut yang terjaga dengan baik dapat menunjang aktivitas dan tumbuh kembang anak di kemudian hari. Karies Gigi pada Anak Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun 2013, prevalensi karies gigi pada penduduk Indonesia mencapai 53,2%. Hal ini meningkat dibandingkan dengan hasil Riskesdas pada tahun 2007 yang berada pada angka 43,4%. Di Indonesia, 90,05% kasus karies gigi lebih umum dialami oleh anak-anak. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut jika Indonesia memiliki angka prevalensi Early Childhood Caries (ECC) tertinggi pada anak usia tiga hingga lima tahun. Karies gigi atau gigi berlubang sendiri adalah kerusakan yang terjadi pada jaringan keras gigi karena aktivitas bakteri dalam plak. Bakteri penyebab karies gigi adalah Streptococcus mutans. Adanya bakteri dalam mulut memang suatu hal yang normal. Namun seiring waktu penumpukkan bakteri, sisa-sisa makanan, dan air liur di dalam mulut dapat menyebabkan plak terbentuk. Zat asam dalam plak dapat menyebabkan jaringan keras gigi larut, sehingga terjadilah karies gigi. Karies ditandai dengan bercak putih pada gigi (white spot). Bercak putih ini muncul karena adanya proses penghilangan kadar garam dan mineral (demineralisasi) pada jaringan keras gigi akibat plak dan sisa makanan yang menumpuk. Jika dibiarkan terus menerus, bercak putih akan berubah menjadi bercak kecoklatan yang menyebar dan membentuk lubang pada gigi. Jika tidak ditangani, karies ini dapat menyebabkan nyeri, gigi tanggal, infeksi berbahaya, dan bahkan kematian. Secara umum, penyebab karies gigi pada anak dipicu oleh beberapa faktor yang saling berkaitan. Sebagai orang tua, penting untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan karies gigi pada anak. Salah satu penyebab paling umum karies adalah kebiasaan minum susu botol pada usia bayi hingga tertidur. Gula yang yang terkandung pada susu dapat mengendap menjadi asam yang merusak hingga memicu gigi berlubang. Kebiasaan mengkonsumsi makanan manis tinggi gula seperti permen, coklat, es krim, minuman rasa-rasa dan lain sebagainya juga dapat menyebabkan karies gigi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang banyak makan makanan manis lebih rentan mengalami karies gigi. Hal ini diperparah karena orangtua tidak membiasakan anak untuk rutin sikat gigi. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut si kecil. Mengingat, anak-anak belum bisa merawat giginya sendiri. Bahaya Karies Gigi pada Anak Perkembangan karies gigi pada anak begitu cepat karena gigi susu (gigi pertama yang tumbuh pada anak) cenderung memiliki lapisan email dan dentin yang lebih tipis. Lambat laun, karies gigi dapat menyebabkan gigi berlubang dan bahkan gigi tanggal. Sayangnya, banyak orang tua menyepelekan karies pada gigi susu karena menganggap hal ini bersifat sementara dan akan hilang jika gigi permanennya tumbuh. Akibatnya, karies gigi pada anak tidak ditangani dengan perawatan yang tepat. Padahal, gigi susu yang rusak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gigi permanen kelak. Gigi susu yang rusak dan tanggal bisa mengakibatkan rahang anak mengecil. Hal ini menyebabkan gigi permanen yang berada di bawah gigi susu tidak mendapatkan tempat yang optimal untuk tumbuh. Jika sudah begini, tak menutup gigi permanen akan tumbuh berantakan. Kerusakan gigi yang dialami anak juga bisa membuat anak sulit makan. Pasalnya, rasa sakit dan bengkak yang ditimbulkan membuat anak sulit untuk mengunyah Mengatasi Karies Gigi pada Anak makanan. Anak jadi rentan mengalami kekurangan nutrisi, sehingga berat badannya bisa menyusut secara drastis. Tidak hanya itu saja, kerusakan gigi juga dapat mempengaruhi kesehatan anak secara keseluruhan. Kerusakan gigi yang dibiarkan tanpa perawatan tepat bisa menyebabkan infeksi yang menjalar hingga ke otak. Mengatasi karies gigi pada anak tergantung pada usia dan tingkat keparahannya. Pada tahap yang ringan, yaitu baru muncul bercak kuning/coklat di gigi, membersihkan gigi secara teratur oleh orang tua dapat membantu mencegah karies gigi pada anak bertambah luas dan proses terjadinya karies juga dapat dihentikan. Untuk anak usia 3 tahun atau lebih, Anda bisa menggunakan sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung flouride (gunakan sedikit saja). Sementara untuk anak di bawah satu tahun, Anda bisa menyeka giginya secara perlahan menggunakan lap lembut yang sudah dibasahi dengan air hangat. Jika karies gigi pada anak sudah dalam tahap lanjut, segera berkunjung ke Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak (Drg., SpKGA) untuk pemeriksaan lebih rinci. Dokter gigi spesialis anak dapat menentukan perawatan yang sesuai dengan kondisi gigi dan psikologis anak. Tergantung tingkat keparahannya, dokter mungkin akan melakukan penambalan atau pencabutan gigi. Apabila pencabutan jadi pilihan terbaik, maka dokter akan memilih metode bius tertentu supaya anak Anda tidak traumatis saat cabut gigi. Berbagai Cara untuk Mencegah Karies Gigi pada Anak Ada banyak cara mudah dan sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mencegah karies gigi pada anak. Beberapa di antaranya seperti: 1. Ajarkan Anak Sikat Gigi Sejak Dini Rajin sikat gigi tidak hanya aturan yang wajib dilakukan oleh orang dewasa saja. Sejak dini anak-anak juga sebaiknya diajarkan untuk rajin sikat gigi setidaknya dua kali sehari, setelah makan/minum susu, dan sebelum tidur. Beberapa dokter mengatakan bahwa anak sudah bisa mulai diajarkan sikat gigi sejak empat gigi pertamanya tumbuh. Namun, ada pula beberapa dokter yang menyarankan untuk menunda hingga anak berusia setidaknya dua sampai tiga tahun. Jika gigi si kecil belum tumbuh, Anda bisa membiasakan membersihkan gusinya menggunakan kain bersih yang sudah dibasahi dan gosoklah gusi bayi secara perlahan-lahan. Hal ini dilakukan guna membantu melawan pertumbuhan bakteri dan meningkatkan kesehatan mulut si kecil sebelum gigi pertamanya tumbuh. 2. Pakai Pasta Gigi dengan Flouride American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) mengatakan, anak di bawah usia 3 tahun sudah bisa menggunakan pasta gigi berflouride. Tentunya dengan takaran sedikit saja, kira-kira sebesar biji beras. Ketika anak sudah mencapai usia 3 tahun atau lebih, Anda bisa menambahkan takaran pasta gigi menjadi sebesar biji polong. Ajarkan padanya untuk selalu berkumur-kumur setelah gosok gigi. Meski pasta gigi khusus Anda memiliki jenis rasa yang beraneka ragam, katakan padanya jika pasta gigi bukan makanan yang bisa ditelan. Itu sebabnya, orangtua perlu mendampingi anak ketika menyikat gigi. Mulai usia si kecil dua tahun, Anda sudah bisa mengajarkannya untuk berkumur dan mengeluarkan air kumurnya setelah sikat gigi. 3. Pilih Sikat Gigi yang Menarik Hati Agar anak terbiasa untuk menyikat gigi sejak dini, Anda harus pintar-pintar merancang strategi menyenangkan untuknya. Langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah memilih peralatan menyikat gigi. Kini sudah banyak pilihan sikat gigi dengan berbagai bentuk dan warna yang menarik hati. Biarkan anak memilih sikat gigi kesukaannya agar sikat gigi jadi hal yang menyenangkan untuknya. Namun pastikan sikat gigi yang ia pilih memiliki bulu yang lembut, kepala yang kecil, dan pegangan yang besar. 4. Jadi Contoh yang Baik untuk Anak Setiap perilaku anak pasti mencontoh dari orang tua. Maka sebagai orangtua, Anda harus menunjukkan bahwa Anda juga rajin menyikat gigi. Agar lebih menyenangkan, jadikan momen sikat gigi sebagai rutinitas harian yang dilakukan secara bersama-sama dengan keluarga. Selain untuk mengawasi aktivitas menyikat gigi si kecil, cara ini juga tepat untuk membangun ikatan antara orangtua dan anak. Jangan permasalahkan teknik menyikatnya yang masih belum sempurna, atau cenderung semaunya saja. Seiring berjalannya waktu, kemampuan anak untuk menyikat gigi dengan cara yang benar akan terbentuk sendiri. Yang terpenting, Anda sudah membangun kebiasaan menyikat gigi secara rutin sejak dini. 5. Hindari Anak Minum Susu Sambil Tidur Kebiasaan makan yang baik membantu mencegah karies gigi pada anak. Jika anak Anda masih ASI atau susu botol, pastikan ia tidak tertidur dengan keadaan menyusu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi paparan asam pada gigi anak, sehingga tidak menimbulkan karies gigi. Usahakan anak tetap terjaga setidaknya 15 menit setelah ia selesai menyusu dan mintalah ia untuk membersihkan giginya terlebih dahulu sebelum tidur. Jika gigi susu anak belum tumbuh, Anda bisa membersihkan gusi dan mulutnya dengan kain lap lembut yang sudah dibasahi air hangat. Pada saat usianya menginjak 12 bulan, mulailah ajari anak untuk minum susu dari gelas. Dengan cara ini, diharapkan pertumbuhan karies gigi pada anak dapat dicegah. 6. Kenalkan Anak dengan Makan Sehat Anak-anak suka sekali dengan makanan yang manis-manis, seperti cokelat, es krim, permen, dan lain sebagainya. Sebagai gantinya, ganti makanan manis tersebut dengan makanan yang lebih sehat yang bergizi seimbang, misalnya buah-buahan dan sayur-sayuran. Keduanya baik untuk gigi si kecil karena dapat meningkatkan produksi air liur sekaligus membantu membersihkan gigi secara alami. Selain itu, pastikan anak minum banyak air putih setiap hari. 7. Ajak Anak Rutin Cek ke Dokter Selain menanamkan kebiasaan sikat gigi secara teratur, Anda juga sebaiknya mengajarkan anak untuk rutin periksa kesehatan gigi dan mulut ke dokter. Dengan begitu, keberadaan karies gigi pada anak bisa terdeteksi sejak dini dan dapat segera ditangani. Jadi, jangan tunda hingga anak mengeluhkan sakit gigi dulu baru Anda mengajaknya ke dokter gigi. Ingat, semakin dini karies gigi terdeteksi, maka pengobatannya pun semakin mudah. Hal ini juga dapat mencegah kerusakan gigi yang lebih parah lagi. American Dental Association dan American Academy of Pediatric Dentistry merekomendasikan kunjungan pertama anak ke dokter gigi bisa dimulai saat usianya 6 bulan setelah gigi pertamanya tumbuh. Jika kunjungan pertama menyenangkan, maka kunjungan berikutnya tidak memberikan masalah yang berarti untuk mengajak anak ke dokter gigi. Nah, tidak sulit bukan mencegah karies gigi pada anak? Yuk, mulai terapkan berbagai kebiasaan-kebiasaan baik di atas pada anak. Tidak ada kata terlambat untuk menghentikan kebiasaan buruk dan mencoba menerapkan kebiasaan baik setiap hari. Ingat, kesehatan gigi dan mulut anak yang terjaga dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya kelak. sumber artikel

Tips Membersihkan Gigi dan Gusi Bayi yang Perlu Bunda Ketahui

Walau gigi bayi baru beberapa yang tumbuh, tetapi penting menjaga kesehatan gigi dan gusi bayi sejak dini. Kebiasaan ini sangat menentukan kesehatan mulutnya hingga nanti. Yuk Bunda, cermati kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan mulut, dan bagaimana cara membersihkan mulut bayi.

Gigi bayi atau gigi susu berfungsi untuk membantu bayi belajar berbicara dan mengunyah. Kesehatan mulut yang tidak dijaga berisiko menyebabkan gingivitis atau infeksi gusi yang dapat menyebabkan timbulnya jarak antar gigi permanen nantinya.
Tips Membersihkan Gigi dan Gusi Bayi yang Perlu Bunda Ketahui - Alodokter

Mulai Membersihkan Sejak Dini

Gigi bayi nantinya akan digantikan oleh gigi permanen. Umumnya gigi bayi mulai tumbuh antara usia 4-7 bulan,dimulai dengan dua gigi di depan. Namun menjaga kesehatan mulut sebenarnya perlu dimulai dengan membersihkan mulut bayi bahkan ketika ia belum tumbuh gigi.
Berikut cara-cara membersihkan gigi dan gusi bayi sebagai panduan:
  • Bersihkan gusi dan gigi dengan kain basah yang lembut
Usap gusi setiap kali bayi selesai makan dengan kain basah lembut yang bersih. Bisa juga menggunakan kain kasa yang dililitkan pada jari. Lakukanlah ini setidaknya dua kali sehari setelah bayi tumbuh gigi, juga dapat dilakukan sebelum tidur. Tujuannya adalah untuk membersihkan bakteri dari mulut bayi yang dapat menyebabkan plak dan penyakit pada gigi dan gusi.
  • Menggunakan sikat gigi yang tepat
Ganti penggunaan kain basah dengan sikat gigi, jika giginya sudah mulai banyak. Pilih sikat gigi bayi dengan sikat yang lembut, kepala kecil, dan pegangan yang besar sehingga mudah digenggam. Bunda bisa menyikati giginya, sampai ia sudah mampu untuk menyikat gigi sendiri. Cukup gunakan sikat gigi yang dibasahi dengan air bersih, sampai ia mencapai usia 3 tahun, baru kemudian perkenalkan penggunaan pasta gigi.
  • Hindari menidurkan bayi dengan botol susu
Banyak orangtua yang memberikan botol susu untuk membantu Si Kecil tidur, dan membiarkannya di mulut bayi selama tidur, karena takut membangunkannya. Dot yang masih berada di mulut saat tidur lebih berisiko menyebabkan gigi berlubang, dan dapat memicu pertumbuhan bakteri dalam mulut. Selain itu, lama kelamaan bayi juga akan bergantung pada botol untuk kenyamanan.
  • Selalu bersihkan dot bayi secara teratur
Jangan lupa membersihkan dot secara teratur. Sebaiknya berhenti menggunakan dot setelah ia berusia 2 tahun, dan ajari anak untuk tidak mengisap jempol. Sebab keduanya berisiko menyebabkan gigi menjadi tidak rata.
  • Berikan air mineral
Jika sudah mencapai usia setahun, berikan air mineral atau susu tawar di sela-sela ia makan, untuk menggantikan susu dengan tambahan perasa atau jus buah yang tinggi gula dalam kemasan. Air mineral dapat membantu membilas sisa-sisa makanan yang tersisa pada gigi dan mulutnya.
  • Cermati kondisi gigi bayi
Lihat apakah ada lubang pada gigi bayi, waspadai perubahan warna gigi, baik ditandai dengan titik putih, kecokelatan, maupun kehitaman. Hindari memberikan pengobatan sendiri pada bayi, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter gigi guna mendapatkan penanganan yang sesuai.
Tidak hanya menentukan kesehatan mulut, tetapi kesehatan gigi juga ikut menentukan perkembangan rahang bayi. Sebaiknya periksa kesehatan gigi anak ke dokter gigi sejak dini. Manfaatkan kesempatan ini untuk berkonsultasi seputar kesehatan mulut, misalnya mengenai kebiasaan mengisap jempol. Juga segera periksa ke dokter anak, jika bayi mengalami demam, muntah, atau gejala lain, setelah menggigit benda-benda tertentu. sumber artikel

Epidemiologi masalah kesehatan gigi dan mulut : Ulcus Decibitus pada gigi anak


BAB 1
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan gigi dan mulut semakin kompleks seiring dengan perkembangan zaman. Epidemiologi masalah kesehatan dan penyakit yang dipelajari dari beberapa populasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor biologis, herediter, penyakit sistemik, lingkungan fisik dan sosial, serta perilaku individu.
Ulcus dalam rongga mulut dapat diklasifikasikan menurut etiologinya menjadi ulcus rekuren, ulcus akibat infeksi, ulcus neoplastic, ulcus akibat gangguanhematologik, ulcus dermatologic, ulcus akiabatgangguan granulomatosa, ulcus iatrogenic dan ulcus akibat trauma atau ulkus traumatic.
Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai masyarakat khususnya pada kasus anak-anak adalah Ulcus decibitus pada gigi anak.
Gigi susu yang telah habis mahkotanya, menyisakan akar gigi di dalam gusi dan tulang penyangga. Tekanan kunyah pada sisa akar gigi tersebut sering membuat kemiringan akar gigi atau inklinasinya berubah. Ujung akar bisa berubah miring ke arah langit-langit {palatum) atau ke arah bibir dan menyembul ke arah gusi. Tajamnya ujung akar seringkali membuat luka pada panggkal bibir bagian dalam yang terkena. Luka inilah yang disebut sebagi ulcus decubitus.
Di bidang kedokteran gigi, ulcus decubitus dapat terjadil seperti pada kasus di atas. Gigi susu atau gigi sulung adalah gigi-geligi yang pertama kali tumbuh pada periode tumbuh kembang anak. Pertumbuhannya sendiri diawali dengan gigi seri bawah, pada usia rata-rata 6 bulan, kemudian dikuti dengan pertumbuhan gigi seri atas, kemudian gigi taring dan gigi geraham. Biasanya gigi susu sudah lengkap pada usia 2 tahun. Gigi susu pada anak bila telah mencapai usia 6 tahun, maka akan digantikan oleh gigi tetap. Pergantian inilah yang memerlukan perhatian khusus dari orang tua, karena jika tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan kelaianan disaat anak tumbuh dewasa nanti.
Kelainan tersebut bisa terjadi antara lain susunan lengkung gigi anak tumbuh tidak baik saat dewasa nanti, gigi dapat tumbuh lebih maju atau lebih mundur dari lengkung yang seharusnya, bisa juga menyebabkan pertumbuhan gigi yang tumpang tindih, dan resistensi gigi susunya, sehingga bila dicabut pada usia dewasa akan menyebabkan celah pada daerah tersebut. Selain itu, akar gigi susu akan terdorong oleh gigi tetap dan keluar dari gusi, kondisi ini disebut dengan ulkus decubitus.
Kasus ulcus decubitus bisa menimpa siapa saja, mulai dari anak-anak, orang dewasa hingga orang tua dengan penyebab yang berbeda-beda.
Kecamatan Pendopo Kab. Empat lawang adalah salah satu kecamatan yang ada di SUMSEL, yang terdiri dari 16 Desa dan 3 Kelurahan. Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut prevalensi tinggi yang sering dijumpai oleh masyarakat kecamatan pendopo Kabupaten Empat lawang berdasarkan data yang di ambil dari laporan data penyakit dari kunjungan pasien ke poli gigi di RS Pratama Pendopo tahun 2018 adalah penyakit Ulcus Decibitus pada gigi anak.
Dari hasil Riskesdas tahun 2018 mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6% dan yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2%. (Riskesdas 2018)

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa definisi dari Ulcus Decibitus ?
2.      Bagaimana Etiologi Ulcus Decibitus ?
3.      Bagaimana lokalisasi Ulcus Decibitus ?
4.      Bagaimana insidensi Ulcus Decibitus ?
5.      Bagaiaman Patofisiologi Ulcus Decibitus ?
6.      Bagaimana Dasar Diagnosis Ulcus Decibitus ?
7.      Bagaimana terapi Ulcus Decibitus ?
8.      Bagaimana Pencegahan Ulcus Decibitus ?
9.      Bagaimana Epidemiologi Ulcus Decibitus ?
10.  Apa Manfaat dari Program yang di buat untuk pencegahan Ulcus Decibitus ?

C.     TUJUAN
1.      Untuk dapat mengetahui definisi dari Ulcus Decibitus
2.      Untuk dapat mengetahui Etiologi Ulcus Decibitus
3.      Untuk dapat mengetahui lokalisasi Ulcus Decibitus
4.      Untuk dapat mengetahui insidensi Ulcus Decibitus
5.      Untuk dapat mengetahui Patofisiologi Ulcus Decibitus
6.      Untuk dapat mengetahui Dasar Diagnosis Ulcus Decibitus
7.      Untuk dapat mengetahui terapi Ulcus Decibitus
8.      Untuk dapat mengetahui Pencegahan Ulcus Decibitus
9.      Untuk dapat mengetahui Epidemiologi Ulcus Decibitus
10.  Untuk mengetahui Manfaat yang di dapat dari Program pencegahan Ulcus Decibitus.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     JENIS TRAUMA MUKOSA ORAL
Trauma pada mukosa oral dapat menyebabkan lesi ulseratif.Jenis trauma dapat berasal dari paparan kimiawi, elektrik, suhu, dan fisik.Salah satu contoh trauma fisik adalah ulcus decubitus yaitu iritasi pada jaringan lunak rongga mulut disebabkan karena iritasi kronis gigi. Gigi malposisi, gigi supraposisi, sisa akar gigi yang tajam, dan perforasi radiks sulung juga dapat menyebabkan ulcus decubitus.

B.     PERSEBARAN UMUR
1.      Bayi
Ulcus sublingual dapat terjadi akibat trauma mukosa kronik yang disebabkan erupsi dini pada natal teeth.
2.      Anak
Penyebab trauma terbanyak dari golongan umur ini adalah akibat elektrik dan suhu
3.      Dewasa
Trauma biasanya disebabkan karena fraktur, gigi abnormal, trauma yang disebabkan protesa rahang atas / bawah, dan makanan yang panas.


C.     GAMBARAN KLINIS
Ukuran ulcus bervariasi dengan diameter dari beberapa millimeter sampai beberapa centimeter, bergantung pada intensitas dan jenistrauma, serta infeksi sekunder yang dapat terjadi.
Manifestasi klinis dari ulcus ini beragam, namun umumnya Nampak sebagai lesi tunggal yang nyeri dengan permukaan merah muda atau putih kekuningan dan batas kemerahan tipis. Palpasi ulkus lunak, dan sembuh tanpa meninggalkan bekas dalam 6 sampai 10 hari, secara spontan atau setelah penyebab hilang.
            Namun, pada kasus yang intens dan berkelanjutan, permukaan ulkus dapat menjadi ireguler dengan adanya vegetasi dan peninggian tepi serta indurasi dasar ulcus.Pada kasus yang berkelanjutan tersebut ulcus traumatic secara klinis dapat menyerupai carcinoma.
            Ulcus biasanya sembuh tanpa pengobatan dalam waktu 10-14 hari, tetapi kadang ulcus dapat bertahan lebih lama dikarenakan factor sistemik.Lesi dapat berbentuk oval dengan area eritem di kelilingi oleh membrane fibropurulent yang dapat dilepaskan.
Lokasi ulcus dapat bermacam-macam, tergantung penyebabnya :
v  Trauma mekanik
Ulkus karena trauma mekanik biasanya ditemukan pada mukosa bukal, labial, lipatan mukobukal gusi, dan mukosa palatal.
v  Trauma panas / Suhu
Trauma karena makanan yang panas biasanya terdapat pada mukosa bukal posterior, dan palatum.
v  Trauma kimia
Bahan kimia dapat merusak semua area mukosa oral.bahan kimia yang dapat menyebabkan lesi, seperti aspirin, hydrogen peroksida, perak nitrat dan fenol.

D.    DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari ulcus decubitus adalah squamous cell carcinoma.Beberapa ulcus karena trauma dapat menyerupai squamous cell carcinoma atau ulcus granulomatosa (yaitu ulcus yang disebabkan karena infeksi jamur atau kuman tuberkulosis). Bila ulcus tidak responsif terhadap pengobatan, pengambilan sampel untuk biopsi dapat dipertimbangkan untuk menyingkirkan keganasan.










BAB III
ISI


A.     PEMBAHASAN
1.      Definisi Ulcus Decibitus
Ulcus atau ulser adalah suatu kerusakan lapisan epitel yang berbatas jelas, yang membentuk cekungan,ulkus sering ditemukan dirongga mulut (Regezi et al, 2008).Namun demikian, kerusakan ulkus dapat dibedakan dengan erosi karena kerusakan ulcus lebih dalam dan erosi (Gandolfo et al , 2006)
sumber gambar

Menurut maria dkk (2010), Ulcus decubitus merupakan salah satu contoh trauma fisik yaitu iritasi pada jaringan lunak rongga mulut yang disebabkan karena iritasi kronis gigi.Gigi malposisi, gigi supraposisi yang tidak mempunyai antagonis, sisa akar gigi yang tajam, dan perforasi radiks sulung yang juga dapat menyebabkan Ulcus Decibitus.
Gigi susu yang telah habis mahkotanya, menyisakan akar gigi di dalam gusi dan tulang penyangga. Tekanan kunyah pada sisa akar gigi tersebut sering membuat kemiringan akar gigi atau inklinasinya berubah. Ujung akar bisa berubah miring ke arah langit-langit {palatum) atau ke arah bibir dan menyembul ke arah gusi. Tajamnya ujung akar seringkali membuat luka pada panggkal bibir bagian dalam yang terkena. Luka inilah yang disebut sebagai ulcus decubitus.
Kelaianan tersebut bisa terjadi antara lain susunan lengkung gigi tumbuh tidak baik saat dewasa nanti, gigi dapat tumbuh lebih maju atau lebih mundur dari lengkung yang seharusnya, bias juga menyebabkan pertumbuhan gigi yang tumpang tindih, dan resistensi gigi susunya, sehingga bila dicabut pada usia dewasa akan menyebabkan celah pada daerah tersebut.Selain itu, akar gigi susu akan terdorong oleh gigi tetap dan keluar dari gusi, kondisi ini disebut dengan Ulcus Decibitus.

       
2.      Etiologi Ulcus Decibitus
Ulcus dalam rongga mulut dapat diklasifikasikan menurut etiologinya :
1.      Trauma mekanik, dapat disebabkan oleh benda asing, malposisi gigi, supraposisi gigi, sisa akar yang tajam, ataupunnperforasi radiks gigi sulung
2.      Trauma Kimia
3.      Trauma Termal.

3.      Lokalisasi Ulcus Decibitus
Lokalisasi ulcus decubitus dapat dimana saja dalam mulut namun paling sering ditemukan pada tepi lateral lidah, mukosa buccal, bibir, fossa labioalveolar, buccalveolar dan tepi lateral lidah (Maria dkk, 2010)

4.      Insidensi Ulcus Decibitus
a.       Pada Anak
Akibat pergantian gigi sulung oleh gigi tetap terutama incisivus atas, bila gigi 4 dan 5 bawah terjadi ulcus pada mukosa bibir.
b.      Pada Dewasa
Pada tepi corona gigi tajam akibat trauma, gigi yang tumbuh terlalu ke buccal, sisa akar, pinggir cavitas yang dalam akibat caries
c.       Pada orang tua
Biasanya trauma disebabkan oleh protesa rahang atas/bawah
5.      Patofisiologi Ulcus Decibitus
Tekanan imobilisasi yang lama akan mengakibatkan terjadinya  decubitus, kalau salah satu bagian tubuh berada pada suatu gradient (titik perbedaan anatara kedua tekanan).jaringan yang lebih dalam dekat tulang, terutama jaringan otot dengan suplay darah yang baik akan bergeser kearah gradient yang lebih rendah,sementara kulit dipertahankan pada permukaan kontrak oleh friksi yang semakin meningkat dengan terdapatnya kelembaban, keadaan ini menyebabkan peregangan dan anggulasi pembuluh darah (mikro sirkulasi) yang dalam serta mengalami gaya geser jaringan yang dalam, ini akan menjadi iskemia dan dapat mengalami nekrosis sebelum berlanjut kekulit.

6.      Dasar Diagnosis Ulcus Decibitus
Anamnese nya pasien mengeluh nyeri dari ringan sampai berat, bergantung pada kedalaman dan lokasi ulkus di dalam mulut . Pasien mempunyai riwayat trauma :
Ø  Tergigit sendiri saat tidur
Ø  Trauma mekanik baik sebab dari ekstra oral (benturan dengan benda lain) maupun dari intra oral (malposisi gigi)
Ø  Trauma kimia, suhu
Gambaran mikroskopis dapat berupa area yang dilingkupi oleh membrane fibrinopurulen, terdiri dari sel radang akut dan fibrin.  
Epitel squamous kompleks dapat mengalami hiperplasi dan daerah atipik. Dasar ulkus disusun oleh jaringan granulasi yang berproliferasi dengan area edema dan sel radang akut dan kronis.
7.      Terapi Ulcus Decibitus
Penatalaksanaan terhadap ulkus bergantung pada penyebab ulkus, ukuran, tingkat keparahan dan lokasinya. Terapi ulkus yang disebabkan oleh trauma secara umum adalah menghilangkan factor penyebab. Pada ulkus yang disebabkan trauma mekanik atau trauma suhu, biasanya akan sembuh sendiri dalam 10-14 hari.
Lesi traumatic pada mukosa oral dapat diatasi dengan menghilangkan factor penyebab.Trauma kimia dan suhu menyebabkan nyeri yang hebat pada mukosa oral, sehingga memerlukan analgesic selama penyembuhan.Terapi suportif seperti memprbaiki oral hygiene dan penggunaan obat kumur sangat disarankan. Sedangkan bila penyebab ulcus decubitus adalah gigi maloklusi atau supraposisi, dapat dilakukan ektraksi gigi penyebab sesuai prosedur tetap (Maria dkk, 2010)
Modalitas terapi untuk ulkus traumatic adalah :
1.       Hindari faktor penyebab
2.      Gunakan pelindung mulut
3.      Konsumsi diet lunak
4.      Kumur dengan NaCl hangat
Aplikasi anastesi  atau pemberian obat kumur anastetik dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri pada lesi dalam. Rasa nyeri pada lesi dapat dikurangi dengan pemberian obat kumur anastetik. Pemberian antiseptic kumur seperti clorhexidine terbukti dapat mengurangi nyeri walaupun tidak begitu nyata.Antibiotik broad specrum seperti penisilin dapat digunakan untuk mencegah infeksi sekunder oleh bakteri terutama jika lesi ulkus parah dan dalam.
Bila penyebab ulkus decubitus adalah gigi maloklusi atau supraposisi, dapat dilakukan ekstraksi gigi penyebab sesuai prosedur tetap sebagai berikut :
a.       Anastesi Lokal
b.      Pencabutan
c.       Pemberian tampon, digigit selama ½ jam
d.      Antibiotika, analgetika (bila diperlukan)

8.      Perbedaan Ulcus Decibitus pada Geriatri dan pada anak-anak
ü  Geriatri
Ini dapat disebabkan Karena gigi yang tajam, tergigit atau pemakaian gigi palsu yang tidak cocok
ü  Anak-anak
Sering pada anak-anak yang mempunyai gigi susu terdapat ulcus decubitus karena teresorbsi tidak baik tertolak keluar gingiva oleh gigi pengganti, dank arena resorbsi akar gigi susu ini tidak berjalan normal karena pulpanya sudah gangrene, maka akar yang bertolak ini mempunyai tepi yang tajam dan menyebabkan ulcus decubitus.


B.     EPIDEMIOLOGI
Menurut data dari Riskesdas tahun 2013 lalu, 80 % kasus penyakit gigi dan mulut justru dialami oleh anak usia sekolah.(Riskesdas, 2013)
Kasus ulcus decubitus bisa menimpa siapa saja, mulai dari anak-anak, orang dewasa hingga orang tua dengan penyebab yang berbeda-beda.
Kecamatan Pendopo Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan terdiri dari 16 Desa dan 3 Kelurahan. Di kecamatan Pendopo terdapat 1 Puskesmas Rawat Inap dan 1 RS Pratama tipe D. Dari sumber data yang di ambil dari laporan kunjungan pasien berobat ke poli Gigi Rs Pratama Kecamatan Pendopo Kabupaten Empat Lawang tahun 2018, hampir 70 %  kunjungan pasien anak yang datang ke poli gigi dengan diagnosa Ulcus Decibitus pada gigi susu anak.Munculnya Ulcus Decibitus biasanya akibat pergantian gigi sulung oleh gigi tetap terutama gigi incisivus.

C.     PENGOBATAN
Saat pasien datang ke poli gigi RS Pratama Pendopo setelah di periksa dan diagnosanya Ulcus Decubitus, untuk tindakan penanganan nya di sesuai kan dengan penyebab kasus nya, apakah pengobatan nya berupa tindakan atau pengobatan, dan ditangani oleh dokter gigi yang bertugas di poli gigi sesuai SOP.
            Penatalaksanaan terhadap ulkus bergantung pada penyebab ulkus, ukuran, tingkat keparahan dan lokasinya. Terapi ulkus yang disebabkan oleh trauma secara umum adalah menghilangkan factor penyebab. Pada ulkus yang disebabkan trauma mekanik atau trauma suhu, biasanya akan sembuh sendiri dalam 10-14 hari.
            Lesi traumatic pada mukosa oral dapat diatasi dengan menghilangkan factor penyebab.Trauma kimia dan suhu menyebabkan nyeri yang hebat pada mukosa oral, sehingga memerlukan analgesic selama penyembuhan.Terapi suportif seperti memprbaiki oral hygiene dan penggunaan obat kumur sangat disarankan. Modalitas terapi untuk ulkus traumatic adalah :
1.       Hindari faktor penyebab
2.      Gunakan pelindung mulut
3.      Konsumsi diet lunak
4.      Kumur dengan NaCl hangat
Aplikasi anastesi  atau pemberian obat kumur anastetik dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri pada lesi dalam. Rasa nyeri pada lesi dapat dikurangi dengan pemberian obat kumur anastetik. Pemberian antiseptic kumur seperti clorhexidine terbukti dapat mengurangi nyeri walaupun tidak begitu nyata.Antibiotik broad specrum seperti penisilin dapat digunakan untuk mencegah infeksi sekunder oleh bakteri terutama jika lesi ulkus parah dan dalam.
Bila penyebab ulkus decubitus adalah gigi maloklusi atau supraposisi, dapat dilakukan ekstraksi gigi penyebab sesuai prosedur tetap sebagai berikut :
e.       Anastesi Lokal
f.        Pencabutan
g.       Pemberian tampon, digigit selama ½ jam
h.       Antibiotika, analgetika (bila diperlukan)


D.    PENCEGAHAN
ü  Jika merasa ada keluhan tentang gigi dan mulut, segera memeriksa keadaan gigi dan mulut ke pelayanan kesehatan gigi terdekat.
ü  Menggosok gigi setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
ü  Tidak makan makanan yang manis dan lengket secara berlebihan
ü  Perbanyak mengkonsumsi makanan yang berserat dan berair
ü  Rutin memeriksa kesehatan gigi dan mulut ke pelayanan kesehatan gigi terdekat setiap 6 bulan sekali.



E.     PROGRAM KESEHATAN YANG DIBUAT TERAPIS GIGI DAN MULUT SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PADA KASUS ULCUS DECIBITUS
Pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut sebagai tugas pokok perawat gigi mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan masyarakat untuk berprilaku hidup sehat di bidang kesehatan gigi dan mulut yang mencakup, mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut, mampu melaksanakan upaya untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut, mengetahui kelainan-kelainan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, mampu mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya, mampu menggunkan sarana pelayanan kesehatan gigi yang tersedia secara wajar dan mampu meningkatkan angka mempertahankan gigi.
Solusi yang tepat untuk mencegah Ulcus Decibitus adalah Membuat Program Promotif, Preventif dan kuratif melalui Program UKGS yang berkerjasama dengan pihak sekolah, siswa, orang tua / wali murid,dan dinas terkait, dan serta melalui Program UKGMD yang berkerjasama dengan pihak perangkat desa, masyarakat, kerjasama lintas program dan lintas sektor dengan pihak terkait.





1.      Promotif
ü  Program UKGS
·        Melakukan penyuluhan tentang apa itu ulcus decubitus, apa penyebabnya,bagaimana cara pengobatannya dan bagaimana cara pencegahannya di lingkungan sekolah..
·        Melakukan penyuluhan tentang cara memelihara kesehatan gigi dan mulut di lingkungan sekolah
·        Melakukan Demontrasi cara menyikat gigi yang tepat
·        Melakukan penyuluhan yang bertujuan memberi motivasi dan meningkatkan kesadaran pada anak-anak, guru, dan semua yang ada di lingkungan sekolah untuk rutin memeriksakan kesehatan gigi dan mulut mereka ke pelayanan kesehatan gigi terdekat

ü  Program UKGMD
·        Melakukan penyuluhan pada masyarakat Desa, tentang apa itu ulcus decubitus, apa penyebabnya, bagaimana cara pengobatan nya dan bagaimana cara pencegahannya.
·        Melakukan penyuluhan yang bertujuan memberi motivasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat agar peduli untuk rutin memeriksakan kesehatan gigi dan mulut mereka ke pelayanan kesehatan gigi terdekat
·        Melakukan penyuluhan tentang cara memelihara kesehatan gigi dan mulut di lingkungan masyarakat

2.      Preventif
ü  Program UKGS
·        Melakukan penjaringan kesehatan gigi dan mulut di Sekolah
·        Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi anak Sekolah
ü  Program UKGMD
·        Melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan gigi pada masyarakat desa.
·        Melakukan kegiatan skrining kesehatan gigi dan mulut.

3.      Kuratif
ü  Program UKGS dan UKGMD
Jika dari kegiatan UKGS dan UKGMD ditemukan kasus ulcus decubitus pada masyarakat, maka pasien langsung di rujuk ke pelayanan kesehatn gigi terdekat, untuk mendapatkan tindakan dan pengobatan secara langsung di Puskesmas atau Rumah sakit.

F.      MANFAAT DARI PROGRAM YANG DI BUAT
ü  Manfaat Program UKGS bagi Sekolah
·        Terciptanya derajad kesehatan gigi dan mulut siswa yang optimal dilingkungan sekolah.
·        Pihak sekolah, Guru, Siswa mengetahui apa itu ulcus decubitus, bagaimana cara pengobatan nya dan mengetahui cara pencegahannya.
·        Menurunnya angka terkena penyakit gigi dan mulut.
·        Siswa mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.
·        Siswa mempunyai sikap/ kebiasaan memelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut. Pemeliharaan diri yang dimaksud adalah suatu sikap yang positif terhadap kesehatan gigi dan mulut dengan upaya :
o   Meningkatkan kesehatan dengan cara memperkuat pertahanan tubuh, misalnya mengkonsumsi nutrisi yang seimbang.
o    Menghindari faktor-faktor yang merugikan adalah menghindarkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan dengan cara menyikat gigi secara tepat dan teratur.
o   Menghindari kebiasaan buruk misalnya menghisap jari, menggigit pensil. Menghindari diri dari cidera, misalnya; membuka tutup botol dengan gigi, sikat gigi terlalu besar dan kasar, memecah kenari dengan gigi dan lain-lain.
o    Melindungi gigi dengan cara memperkuat gigi melalui pemakaian pasta gigi yang mengandung fluor.
o   Memeriksakan gigi secara berkala enam bulan sekali pada sarana pelayanan kesehatan gigi/dokter gigi keluarga atau puskesmas untuk dilakukan penanggulangan apabila diperlukan.

ü Manfaat Pogram UKGMD bagi masyarakat
·        Terciptanya derajad kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal dilingkungan masyarakat desa.
·        Masyarakat mengetahui apa itu ulcus decubitus, bagaimana cara pengobatan nya dan mengetahui cara pencegahannya.
·        Menurunnya angka terkena penyakit gigi dan mulut di masyarakat
·        Masyarakat mengetahui tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut.
·        Masyarakat mendapatkan mutu pelayanan yang lebih baik dan familiar.
·        Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan gigi yang paripurna dan berkesinambungan.

ü  Manfaat Program Bagi unit pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
·        Dapat mewujudkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut professional, komprehensif dan terpadu sesuai standard an etika profesi.
·        Dapat meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang efektif dan efisien
·        Meningkatnya sumber daya yang berkualitas
·        Meningkatnya kemandirian pelayanan kesehatan dan meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut
·        Dapat meningkatkan pengembangan pelaksanaan penelitian dalam bidang kesehatan gigidan mulut
·        Dapat menciptakan kerjasama lintas program dan lintas sector, baik nasional mau pun internasional.

















BAB IV
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Ulcus decubitus merupakan salah satu contoh trauma fisik yaitu iritasi pada jaringan lunak rongga mulut yang disebabkan karena iritasi kronis gigi. Gigi malposisi, gigi supraposisi yang tidak mempunyai antagonis, sisa akar gigi yang tajam, dan perforasi radiks sulung yang juga dapat menyebabkan Ulcus Decibitus. (maria dkk  2010)
            Memelihara kesehatan gigi dan mulut secara baik dan benar dapat mencegah terjadinya ulcus decubitus.
      Upaya pencegahan Ulcus Decibitus adalah Membuat Program Promotif, Preventif dan kuratif melalui Program UKGS yang berkerjasama dengan pihak sekolah, siswa, orang tua / wali murid,dan dinas terkait, dan serta melalui Program UKGMD yang berkerjasama dengan pihak perangkat desa, masyarakat, kerjasama lintas program dan lintas sektor dengan pihak terkait.

B.     Saran
ü  Jika merasa ada keluhan tentang gigi dan mulut, segera memeriksa keadaan gigi dan mulut ke pelayanan kesehatan gigi terdekat.
ü  Untuk Penanganan dan pengobatan kasus ulcus decubitus dilihat terlebih dahulu dari faktor penyebab terjadi nya ulcus decubitus.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Gigi Sekolah. Dirjen Medik,
 Jakarta, 1999
Maria,dkk.2010.Seorang Wanita Dengan Ulkus Dekubitua Et Causa
Trauma Oklusi 3.7. Semarang : PT.Dian Rakyat
Sriyono, NW.2009. pencegahan penyakit gigi dan mulut guna meningkatkan
kualitas hidup : Jakarta,
Depkes, RI.Riset Kesehatan Dasar, Jakaerta : Badan Penelitian dan
Pengembanagan Kesehatan : 2018
E-Jurnal.com.2013.12.jenis-jenis-gigi.html.http.www.jurnalkedokterangigi.com.
artikel/jurnal-resmi-tentang-jenis-bentuk-gigi-dan-fungsinya.html
Depkes RI.2013.Riskesdas 2013
Depkes RI.2018.Riskesdas 2018









Cari Blog Ini